ZQSCORE.NEWS – Ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, di Kejuaraan Bulutangkis Asia 2025 menunjukkan performa yang impresif. Meski demikian, mereka diingatkan untuk tidak cepat merasa puas dan terus meningkatkan kemampuan.
Jafar/Feli menjadi salah satu wakil Indonesia yang menyumbangkan medali perunggu bagi Indonesia di Kejuaraan Bulutangkis Asia 2025 di Ningbo, China.
Pencapaian ini wajib diapresiasi mengingat mereka merupakan pemain debutan dan masih muda. Jafar berusia 22 tahun, sedangkan Feli 19 tahun.
Mereka sejatinya punya kesempatan untuk meraih gelar jika saja di babak semifinal tak kalah dari ganda campuran Jepang Hiroki Midorikawa/Natsu Saito. Pasangan yang baru disatukan pada Agustus 2024 itu terpaksa harus mengakui keunggulan Midorikawa/Saito usai bermain tiga gim 21-15, 21-23, 11-21.
“Untuk Jafar/Felisha di babak semifinal kemarin, startnya agak kurang bagus tapi mereka bisa membalikkan keadaan di gim pertama, begitu juga di gim kedua,” kata pelatih ganda campuran Rionny Mainaky dalam keterangannya melalui PBSI, Minggu (13/4).
“Sayang memang di akhir-akhir tidak bisa menyelesaikan. Di gim ketiga tekanan berbalik dengan lawan yang lebih berpengalaman, variasi dan penempatan bola Midorikawa/Saito juga semakin membaik. Kalah pengalaman untuk Jafar/Felisha,” tuturnya.
Eks Kabid Binpres PBSI ini menilai secara keseluruhan permainan Jafar/Feli di Kejuaraan Bulutangkis Asia 2025 terbilang luar biasa. Namun, mereka diminta jangan cepat puas karena tetap ada beberapa catatan untuk meningkatkan potensi mereka, khususnya secara teknik.
“Saya lihat dari latihan Jafar/Felisha memang rajin, disiplin dan setiap hari terus mempelajari permainan-permainan lawan. Menurut saya dengan kualitasnya sekarang, Jafar/Felisha sudah siap main di level atas. Tenaga harus ditambah dan keyakinan harus lebih dikuatkan lagi,” kata Rionny.
Sehubungan itu Rexy, saudara kandung dari Richard dan Rexy Mainaky, menilai Jafar/Feli juga sangat baik dalam menghadapi rasa gugup dalam debut tersebut.
“Mereka tahu caranya walau selalu saya pesankan dari awal untuk bisa menguasai keadaan itu, dari servis awal, menyerang dan diserang harus bisa tenang dan kontrol. Mindset selalu ditanamkan bahwa kalian bisa,” katanya.
Sementara untuk tiga pasangan lain, yaitu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah, dan Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti juga ada evaluasi. Salah satunya bagaimana bermain lebih tenang dan lebih bisa keluar dari tekanan lawan.
Kiprah Mengesankan Jafar/Felisha, Wanti-Wanti untuk Terus Berkembang
