ZQSCORE.NEWS – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan rasa bangganya terhadap perjuangan Timnas Indonesia U-17 meskipun harus menelan kekalahan telak 0-6 dari Korea Utara U-17 di perempat final Piala Asia U-17 2025. Dalam keterangan resmi setelah pertandingan, Erick menekankan pentingnya fokus tim Garuda Asia untuk mempersiapkan diri menghadapi Piala Dunia U-17 2025 yang akan berlangsung di Qatar pada bulan November mendatang.
“Pencapaian mereka menandakan program yang kita jalankan, hasilnya nyata. Kita buktikan. Jika pada 2023 kita ke Piala Dunia U-17 karena menjadi tuan rumah, kini kita mengulangi pencapaian itu lewat kualifikasi. Para pemain dan tim kepelatihan benar-benar memberikan kebanggaan, sehingga PSSI akan mempersiapkan mereka lebih matang dan lebih kuat agar bisa menjalani Piala Dunia U-17 dengan prestasi yang jauh lebih baik lagi,” ungkap Erick.
Kekalahan dari Korea Utara memang menjadi momen yang menyakitkan bagi Timnas Indonesia U-17, yang gagal mengulangi kesuksesan lolos ke babak empat besar yang terakhir kali diraih pada tahun 1990. Namun, Erick melihat kekalahan ini sebagai pembelajaran berharga. “Harus diakui, babak delapan besar memang berat. Lihat bagaimana Jepang dikalahkan Arab Saudi melalui adu penalti. Kemunculan kekuatan baru, seperti Uzbekistan, yang konsisten dalam permainan baik di level junior maupun senior, menunjukkan bahwa kita perlu belajar dari mereka,” tambahnya.
Erick juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk terus memberikan dukungan kepada Timnas U-17. Ia berharap suporter tidak ‘menghukum’ para pemain muda yang telah berjuang keras.
“Jangan hukum mereka karena kalah. Mereka adalah anak-anak muda dan jalan mereka masih panjang. Terlebih, mereka telah mencetak prestasi yang bagus dan harus dihargai sebagai pencapaian pribadi yang tinggi,” kata Erick.
“Ini adalah perjuangan besar mereka sebagai individu dan orang tua mereka agar bisa menjadi pemain nasional,” ujarnya.
Dalam konteks pembinaan Timnas usia muda yang berkelanjutan, Erick menegaskan bahwa PSSI tidak bisa berhenti. Dengan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 setiap tahun mulai 2025 dan Piala Dunia U-20 setiap dua tahun, program pembinaan prestasi para pemain muda harus terus berlanjut.
“Kita dihadapkan pada tantangan untuk menyiapkan Timnas U-17 mendatang yang sebagus Timnas U-17 hari ini. Jadi, pembinaan Garuda Muda harus kontinyu,” tegasnya.
Erick juga mengingatkan bahwa ajang-ajang lain, seperti Olimpiade, memiliki batasan usia yang ketat dan kuota peserta yang berkurang.
“Artinya, kita harus bersiap lebih dini, lebih panjang, dan lebih ketat,” pungkasnya.