ZQSCORE.NEWS – Pemilik klub Johor Darul Ta’zim (JDT), Tunku Mahkota Ismail Ibni Sultan Ibrahim, dengan tegas merespons komentar netizen yang menyebut Liga Malaysia sebagai “liga petani.” Sindiran ini kerap muncul seiring dominasi JDT dalam satu dekade terakhir di kompetisi domestik.
Sebagai penguasa Liga Super Malaysia selama 10 tahun berturut-turut, JDT mendapat kritikan bahwa keberhasilannya tidak lepas dari kualitas liga yang dinilai kurang kompetitif. Namun, Tunku Ismail membalas dengan argumen kuat yang menyoroti pencapaian klub dan perkembangan infrastrukturnya.
Melalui akun media sosialnya, Tunku Ismail menyatakan rasa bangganya terhadap JDT dan liga Malaysia. Ia menyoroti bagaimana klub berjuluk Southern Tigers itu telah berkembang menjadi kekuatan utama di Asia Tenggara dan meraih pengakuan internasional.
“Saya sayang liga petani ini. Pasukan kecil dari Johor ini adalah pasukan nomor satu di Malaysia dan nomor lima di Asia,” tulis Tunku Ismail.
Ia juga menambahkan bahwa JDT memiliki salah satu infrastruktur terbaik di Asia, akademi sepak bola yang diakui oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dan pengakuan dari FIFA serta individu-individu berpengaruh dalam sepak bola dunia.
“Bukan hasil yang buruk buat klub yang berasal dari liga petani,” lanjutnya dengan nada sarkastis.
Istilah “liga petani” sering digunakan untuk merujuk pada kompetisi sepak bola yang dianggap kurang kompetitif atau tertinggal secara kualitas dibandingkan liga-liga besar. Awalnya, istilah ini dipopulerkan untuk menyindir Ligue 1 Prancis, terutama karena dominasi Paris Saint-Germain dalam satu dekade terakhir.
Namun, Tunku Ismail menilai kritikan ini tidak relevan, mengingat perkembangan JDT yang signifikan baik di level domestik maupun internasional.
Johor Darul Ta’zim telah menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar klub besar di Malaysia. Dalam beberapa tahun terakhir, JDT berhasil mencetak sejarah sebagai klub pertama dari Malaysia yang Menjuarai Piala AFC 2015, berkompetisi di Liga Champions Asia (AFC Champions League) secara konsisten dan masuk 5 besar klub Asia.
Keberhasilan ini tidak hanya berasal dari investasi besar, tetapi juga dari sistem pengelolaan yang modern, fasilitas bertaraf dunia, dan pengembangan pemain muda melalui akademi.