ZQSCORE.NEWS – Keprihatinan dan kekecewaan Kapten Timnas Malaysia U-23, Mukhairi Ajmal Mahadi, setelah kekalahan menyakitkan dari Kuwait dalam Piala Asia U-23 2024 mengungkapkan sisi gelap dari tekanan yang dialami oleh para pemain sepak bola di era media sosial saat ini.
Dalam wawancara dengan Astro Arena, Mukhairi secara terbuka mengakui rasa kecewanya terhadap penampilannya sendiri dan mengungkapkan pertimbangan pribadi tentang masa depannya. Namun, curhatannya tersebut mendapat respons negatif dari sebagian suporter Malaysia yang menganggapnya tidak pantas sebagai seorang kapten tim.
Penghujatan yang dialami Mukhairi di media sosial menyoroti dilema yang dihadapi oleh para pemain sepak bola dalam menghadapi tekanan publik. Meskipun merupakan bagian dari permainan sepak bola, terutama bagi seorang kapten, untuk menerima kritik dan tanggung jawab atas hasil tim, namun penghujatan secara pribadi di media sosial dapat memberikan tekanan tambahan yang tidak diinginkan.
“Saya merasa bermain buruk di setiap pertandingan. Orang-orang mengharapkan saya bermain bagus, tapi mereka berpikir hanya saya yang bermain di lapangan. Saya harus menerima tanggung jawab sebagai kapten,” ucap Mukhairi.
Respon negatif dari suporter dan kritikan dari mantan pemain timnas menunjukkan kompleksitas situasi yang dihadapi oleh Mukhairi.
“Saya rasa pemain Malaysia ini tidak pernah melihat cara pemain luar berinteraksi dengan wartawan. Orang-orang tidak mau tahu siapa yang suka kamu dan tidak suka kamu,” tulis salah satu netizen Malaysia.
Sementara pemain seperti S. Subramaniam menekankan pentingnya fokus pada performa di lapangan daripada terlibat dalam interaksi negatif di media sosial, Zaquan Adha menyoroti pentingnya pemahaman bahwa sebagai atlet yang bermain untuk tim nasional, Mukhairi harus mampu menghadapi tekanan dan kritik dengan sikap yang dewasa.
“Dia pemain sepak bola, tidak bisa lari media sosial. Tapi dia harus berhenti dengar dan baca media sosial, karena orang-orang akan menilai dia dari penampilan di atas lapangan. Daripada baca-baca komentar netizen, lebih baik fokus ke lapangan,” ucap Subramaniam.
Kritik dan hujatan yang dialami Mukhairi mungkin menjadi pelajaran berharga bagi pemain muda lainnya tentang pentingnya mengelola tekanan dan kritik dengan bijaksana. Meskipun pengalaman ini mungkin pahit, namun dapat menjadi bagian dari proses pembelajaran yang membantu mereka tumbuh dan berkembang sebagai atlet profesional.
Dalam konteks ini, penting bagi para pemain sepak bola, terutama mereka yang bermain untuk tim nasional, untuk memiliki dukungan yang kuat dari manajemen tim, pelatih, dan staf pendukung untuk membantu mereka mengatasi tekanan dan kritik yang datang dari berbagai arah, termasuk media sosial.