Alexandre Polking Menangi Perang Dingin di Timnas Thailand

ZQSCORE.NEWSAlexander Polking bisa bernapas lega. Pelatih asal Brasil itu memenangi perang dingin yang terjadi di Timnas Thailand. Hal ini terjadi setelah Mastada Ishii diisyaratkan Nualpham Lamsam tak lagi jadi direktur teknik.

Ishii baru didapuk sebagai direktur teknik di timnas Thailand pada 13 Agustus 2023. Tugasnya adalah membantu Polking dengan target utama meloloskan Changsuek ke putaran final Piala Dunia 2026.

Akan tetapi, kehadiran Ishii yang sukses besar saat menjadi pelatih Buriram United menimbulkan suasana tak enak. Beberapa pihak bahkan menilai pria asal Jepang itu diperalat Newin Chidchob, bos Buriram, untuk mendongkel Polking.

Polking sebetulnya tak konfrontatif. Dia mengaku sudah berbicara dengan Ishii soal pembagian tugas di Changsuek. Sikap konfrontatif justru ditunjukkan pemain. Theerathon Bunmathan dan Chanathip Songkrasin jelas-jelas memdukung Polking.

“Semua orang mendukungmu. Mano Polking. Tetap percaya pada diri sendiri dan arah yang dituju. Kita masih punya tugas di Piala Asia dan kualifikasi Piala Dunia,” ujar Theerathon selepas Piala Raja seperti dikutip dari akun Facebooknya.

Hal serupa diungkapkan Chanathip. Meskipun Thailand lagi-lagi gagal juara di Piala Raja, playmaker BG Pathum United itu sama sekali tak melihat ada alasan untuk menggusur Alexandre Polking dari kursi pelatih.

“Dari sudut pandangku, kupikir dia tidaklah buruk. Dia tak melakukan kesalahan apa pun. Lihat saja kerjanya. Apakah dia harus dilepas? Pelatih mana yang akan Anda bawa? Waktu yang ada sangat sedikit untuk mengubah semuanya,” ucap Chanathip di kanal YouTube Weerathep Winothai.

Belakangan, Nualphan Lamsam sebagai manajer timnas Thailand memberikan penjelasan. Wanita yang akrab disapa Madam Pang itu memberikan dukungan penuh kepada Polking untuk memimpin tim di kualifikasi Piala Dunia 2026.

“Saat ini, saya meyakini atmosfer dan momentum di tim saangat bagus. Ini terlihat dari performa di Piala Raja. Kami kalah dari tim dengan peringkat lebih tinggi. Kami menang untuk kali pertama atas Bahrain dalam 14 tahun dan memberikan perlawanan kepada Irak, tim peringkat ke-7 di Asia,” urai Madam Pang.

Lebih lanjut Madam Pang membahas soal Masatada Ishii. Dia mengakui kehadiran pria berumur 56 itu tak dalam waktu yang tepat. Pasalnya, meskipun menjabat direktur teknik, reputasi besarnya adalah sebagai pelatih. Hal itu diakui menimbulkan ketidaknyamanan.

Manajer Changsuek itu lebih lanjut mengungkapkan, “Akan tetapi, karena Ishii selama ini selalu berperan sebagai pelatih kepala, timbuk ketidaknyamanan untuk menjalankan tugasnya sebagai direktur teknik.

Atas hal itu, Madam Pang memberikan respek kepada Ishii. “Saya berterima kasih atas komitmen dan dedikasinya dalam waktu yang singkat ini. Saya juga mendoakan yang terbaik untuk ke depannya,” ucap dia.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts