Jessica Pegula Juarai Charleston Open 2025


ZQSCORE.NEWS
– Unggulan teratas Jessica Pegula akhirnya meraih gelar lapangan tanah liat pertamanya di Charleston Open 2025 setelah mengalahkan Sofia Kenin, 6-3, 7-5.

“Ini gelar lapangan tanah liat pertama saya, yang sangat keren. Memenanginya di sini di Charleston, itu sangat istimewa,” kata Pegula, dikutip dari laman resmi Charleston Open, Senin.

Kemenangan itu menandai gelar tunggal kedua Pegula dalam empat turnamen terakhirnya, rentang produktif yang membuatnya mencapai tiga final. Pegula akan naik ke peringkat tiga dunia, Senin, menggeser Coco Gauff sebagai petenis Amerika peringkat teratas.

Final itu adalah yang pertama antara dua petenis AS di ajang tersebut sejak Martina Navratilova mengalahkan Jennifer Capriati di Hilton Head Island pada 1990.

Pegula kesulitan untuk bertahan dalam reli dan segera mendapati dirinya tertinggal 5-1. Namun, Kenin tidak dapat memanfaatkan satu pun dari tiga poin set-nya.

Seperti yang telah dilakukannya berkali-kali sebelumnya, Pegula berusaha bangkit di babak tersebut, memenangi enam gim terakhir untuk menutup kejuaraan dalam waktu satu jam dan 26 menit.

“Saya benar-benar mengatakan kepadanya (pelatihnya), ‘Saya rasa saya sudah mencapai batas.’ Saya baru menyadari betapa lelahnya saya,” kata Pegula.

“Ia mulai bermain tenis tingkat tinggi. Ada beberapa permainan di mana saya tidak patah semangat, saya tidak bertahan. Saat itu kondisinya sangat berangin dan sangat sulit.”

“Saya merasa seolah-olah jika Anda kehilangan fokus atau berhenti menggerakkan kaki selama beberapa detik, bola akan berayun sangat cepat. Itu juga berlaku bagi kami berdua,” ujar petenis berusia 31 tahun itu.

Salah satu petenis yang paling konsisten dalam tur selama dua tahun terakhir, Pegula, kini memiliki rekor WTA terbaik dengan 25 kemenangan pertandingan pada musim ini.

Setelah mencapai tiga semifinal berturut-turut di Charleston, ia akhirnya meraih trofi dalam genggamannya.

“Saya pikir kegigihan saya membuat saya memenangi banyak pertandingan minggu ini. Khususnya di lapangan tanah liat, saya merasa Anda harus memiliki semacam kegigihan dan ketangguhan, karena servisnya tidak begitu efektif,” kata Pegula.

“Tidak banyak poin gratis, dan saya pikir memenangi beberapa poin sulit atau permainan sulit dapat mengubah momentum satu set atau pertandingan, dan saya merasa saya mampu melakukannya beberapa kali minggu ini.”

“Itu tidak selalu terjadi setiap minggu, tetapi ketika Anda mampu melakukannya dan membawa pulang gelar, saya pikir Anda mengingat kembali momen-momen itu. Momen-momen penting sangatlah penting,” ujar Pegula.

Sementara itu, kekalahan tersebut sangat emosional bagi Kenin, yang memasuki pertandingan perebutan gelar belum pernah kehilangan satu set pun dalam lima pertandingan.

Petenis Florida itu ingin mengakhiri paceklik gelar selama lima tahun yang dimulai sejak 2020, tahun di mana ia memenangi gelar Australian Open, dan naik ke peringkat tertinggi dalam kariernya, No. 4 dunia. Petenis berusia 26 tahun itu bermain di final lapangan tanah liat pertamanya sejak Roland Garros pada tahun yang sama.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts