PSSI Tidak Akan Ikuti Cara Vietnam Dalam Merekrut Pemain Naturalisasi

ZQSCORE.NEWS – Performa tajam Nguyen Xuan Son bersama Vietnam di Piala AFF 2024 menjadi sorotan. Hingga leg pertama babak final, pemain berdarah Brasil ini sudah mencetak tujuh gol. Statistik luar biasa ini terasa semakin istimewa mengingat Xuan Son baru menjalani debut internasionalnya bersama Vietnam saat menghadapi Myanmar.

Dalam debutnya, pemain bernama asli Rafaelson ini langsung mencetak dua gol. Performa konsistennya berlanjut di babak semifinal, di mana ia mencetak satu gol di leg pertama dan dua gol di leg kedua. Pada laga leg pertama final melawan Thailand, Xuan Son kembali menjadi pahlawan dengan dua golnya, membawa Vietnam unggul 2-1. Dengan torehan tujuh gol, Xuan Son kini memimpin daftar top skor sementara Piala AFF 2024.

Vietnam telah membuktikan bahwa langkah naturalisasi mereka berbuah manis. Xuan Son, yang memiliki darah Brasil, menjadi contoh sukses kebijakan ini. Namun, di sisi lain, PSSI tampaknya tidak akan mengikuti jejak Vietnam. Kebijakan naturalisasi di Indonesia memiliki pendekatan berbeda, lebih berfokus pada pemain berdarah keturunan Indonesia.

Indonesia sebenarnya tidak asing dengan naturalisasi pemain. Sejak era Cristian Gonzales dan Alberto Goncalves, pemain yang telah tinggal lama di Indonesia dapat dinaturalisasi. Namun, sejak 2022, PSSI hanya memprioritaskan pemain keturunan Indonesia. Jordi Amat dan Kevin Diks adalah contoh terbaru dari kebijakan ini, melanjutkan tradisi yang sudah ada sebelumnya seperti pada Tonnie Cusell dan Jhonny van Beukering.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa program naturalisasi pemain keturunan akan terus dilanjutkan.

“Aturan FIFA menjelaskan setiap negara boleh menaturalisasi semua pemain. Kita bisa melihat tim nasional Belanda sendiri, itu banyak keturunan Suriname,” ujar Erick pada 2024.

Namun, berbeda dengan Vietnam, PSSI enggan menaturalisasi pemain yang tidak memiliki darah keturunan Indonesia. Menurut Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali, pemain tanpa darah Indonesia cenderung memiliki rasa nasionalisme yang kurang kuat.

“Kalau tidak ada darah [Indonesia], rasa memilikinya pasti berbeda dengan orang yang neneknya atau kakeknya berdarah Indonesia,” jelas Amali.

Zainudin Amali juga menyoroti aturan FIFA yang memungkinkan naturalisasi pemain setelah lima tahun tinggal di sebuah negara. Meskipun demikian, PSSI memilih untuk tidak mengambil opsi tersebut.

“Malaysia mungkin menggunakan aturan itu, tetapi kita tidak mau mengambil pemain yang tidak punya darah keturunan. Bagaimanapun, rasa nasionalisme menjadi faktor penting,” tambahnya.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts